Selasa, 11 Februari 2014

Mimpi-mimpi Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam

Jika kita diberi kemampuan membaca Al-Qur'an oleh Allah SWT namun kita enggan membacanya di malam hari dan malas mempraktikkan isinya di siang hari, maka kita harus bersiap-siap menerima siksa kubur hingga datangnya hari kiamat. Na'dzubillah min dzalik, semoga kita dihindarkan dari kemalasan yang kan membawa kita ke neraka jahannam. Amiin.

Untuk lebih jelasnya, mari kita sama-sama membaca kisah Rasulullah SAW di bawah ini.

Suatu ketika, Samurah bin Jundub berkata, "Apabila Rasulullah SAW selesai melaksanakan sholat shubuh, beliau menoleh kepada kami seraya bertanya, "Adakah di antara kalian yang bermimpi tadi malam?" Jika memang ada salah seorang jama'ah bermimpi, maka iapun menceritakan mimpinya kepada beliau. Dan, beliau pun akan menakwilkan mimpi tersebut sesuai wahyu dari Allah.

Suatu ketika beliau bertanya, "Adakah di antara kalian yang bermimpi tadi malam?" "Tidak," jawab kami. Kemudian beliau bercerita, "Tadi malam, aku bermimpi, ada dua orang lelaki mendatangiku. Mereka memegang tanganku dan membawaku pergi ke sebuah tanah lapang. Lalu mereka mempertemukanku dengan seseorang. Ia diinjak kepalanya oleh seorang penjaga yang memegang tonggak besi. Kemudian si penjaga menancapkan besi itu ke dalam rahang orang tersebut sampai tembus ke tengkuk. Lalu besi itu ditariknya lagi dan menancapkannya di bagian rahang yang lain. Namun, rahang itu pun menjadi utuh lagi. Dan, si penjaga melakukannya kembali.

"Apakah ini?" tanyaku. "Ayo pergi lagi!" sanggah mereka. Maka aku pun pergi bersama mereka. Lalu aku bertemu dengan seseorang yang tubuhnya terlentang. Ia dijaga oleh seseorang yang membawa batu besar. Si penjaga menghantamkan batu itu ke kepala orang tersebut sampai batunya terpental. Ketika si penjaga memungut kembali batu itu, maka kepala orang tadi pun menyatu kembali seperti semula. Dan, si penjaga melakukannya kembali.

"Apakah ini?" tanyaku. "Ayo pergi!" ujar mereka.

Lalu aku pergi bersama mereka. Kemudian aku melihat sebuah rumah yang dibangun sebagai cerobong api. Bagian atas bangunan  tersebut kecil dan bagian bawahnya lebar. Pada ruangan bawah bangunan itu dinyalakanlah api, sedangkan di dalamnya  ditempatkan beberapa lelaki dan perempuan dalam keadaan telanjang. Ketika api dinyalakan, mereka terangkat hingga nyaris keluar dari cerobong. Dan ketika api padam mereka terjatuh kembali.

"Apakah ini?" bujukku. "Ayo pergi!" ujar mereka.

Dan, aku pun pergi. Kemudian aku melihat sebuah sungai darah. Di sungai itu ada seseorang. Dan seorang lagi menjaganya di pinggir sungai dengan batu di tangannya. Bila orang yang berada di sungai itu hendak keluar maka si penjaga melemparinya dengan batu tersebut. Dan orang itu pun kembali ke tempatnya semula. Lalu ia melakukannya kembali.

"Apakah ini?" tanyaku penasaran. "Ayo pergi!" bantah mereka.

Maka, aku pun pergi. Lalu aku melihat sebuah kebun yang hijau. Di kebun itu ada sebuah pohon yang besar. Di pangkal pohon tersebut ada seorang kakek yang dikelilingi oleh anak-anak kecil. Tak jauh dari tempat itu ada seseorang yang dikelilingi oleh nyala api. Ia menjaga api tersebut agar tidak padam. Lalu mereka membawaku ke atas pohon. Dan aku dimasukkan ke dalam sebuah ruangan. Kemudian aku dibawa ke sebuah ruangan yang lebih bagus dan indah. Di dalam ruangan tersebut ada beberapa orang tua dan pemuda.  

"Kalian berdua telah membawaku berkeliling pada malam ini, maka ceritakanlah kepadaku apa yang telah aku lihat," desakku kepada mereka. "Baiklah!" jawab mereka.

Adapun orang yang pertama engkau saksikan adalah seorang pendusta yang disiksa sampai menemui ajal. Ia terus menerus dihukum demikian, sebagaimana engkau saksikan, sampai hari kiamat tiba. Kemudian Allah memperlakukannya sebagaimana Dia kehendaki.

Dan, lelaki yang kau jumpai dalam keadaan terlentang adalah seseorang yang diberi kemampuan membaca Al-Qur'an oleh Allah SWT tapi enggan membacanya di malam hari, dan malas mempraktikkan isinya di siang hari. Ia pun terus diperlakukan demikian sampai hari kiamat datang.

Kemudian orang-orang yang kau lihat di dalam cerobong api, mereka adalah para pezina. Sedangkan orang yang berada di sungai itu adalah pemakan riba. 

Adapun orang tua yang kau jumpai berada di pangkal pohon, ia adalah Ibrahim sang kekasih, sedangkan anak-anak kecil yang bersamanya adalah anak-anak manusia.

Dan, lelaki yang engkau lihat menyalakan api dan menjaganya, ia adalah Malik, malaikat penjaga api neraka. 

Ruangan pertama yang engkau masuki adalah rumah-rumah kebanyakan orang mukmin. Sedangkan ruangan lainnya adalah rumah para syuhada.

"Saya adalah malaikat Jibril, dan ini malaikat Mikail," ujar mereka memperkenalkan. "Tengoklah ke atas!" perintah mereka. Ternyata, ada semacam awan. "Itu adalah rumahmu," kata keduanya menjelaskan. "Bawalah aku ke dalam rumahku!" pintaku. "Engkau masih mempunyai tugas yang belum engkau sempurnakan. Bila engkau telah menyelesaikannya maka engkau boleh memasukinya," jawab mereka."

*HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu